Head Loss Pada Instalasi Pipa
Pada setiap instalasi pipa air bertekanan pasti akan mengalami head loss. Head loss adalah penurunan tekanan pada fluida yang mengalir di dalam pipa. Head loss pada instalasi pipa disebabkan oleh beberapa hal, secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu major head loss dan minor head loss. Major head loss disebabkan oleh gesekan antara fludia yang mengalir dengan dinding pipa dan minor head loss disebabkan oleh beberapa hal antara lain, aliran masuk fluida ke dalam pipa (inlet), aliran keluar fluida dari pipa (outlet), sambungan pipa/ fitting atau sambungan pipa tanpa fitting/ butt fusion, dan yang terakhir katup/ valve. Dibawah ini merupakan gambar yang menjelaskan tentang posisi terjadinya head loss pada sebuah instalasi perpipaan.
Major head loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan dari Hazen-Williams yang dapat dilihat dibawah ini.
Dengan keterangan:
hf = Kehilangan tekanan/ head loss (m)
C = Koefisien pipa (Pipa PVC, PE, PPR = 150)
Q = Debit air (lt/s)
d = Diameter pipa (mm)
L = Panjang instalasi pipa (m)
hf = Kehilangan tekanan/ head loss (m)
C = Koefisien pipa (Pipa PVC, PE, PPR = 150)
Q = Debit air (lt/s)
d = Diameter pipa (mm)
L = Panjang instalasi pipa (m)
Perhitungan diatas hanya berlaku untuk instalasi pipa lurus tanpa ada penggunaan fitting. Jika instalasi pipa terdapat fitting (belokan dan percabangan) ataupun terdapat aksesoris seperti valve maka perhitungan perlu ditambahkan koefisien kehilangan teknanan dari penggunaan fitting atau aksesoris pipa (minor head loss) yang besarnya disebut k value. k value atau nilai k dipengaruhi dari bentuk fitting, jenis fititng serta bentuk dari beberapa aksesoris perpipaan yang akan mempengaruhi aliran fluida yang ada didalam pipa. Nilai k adalah sebuah koefisien yang telah ditentukan oleh para ahli. Untuk menentukan besarnya minor head loss dapat dihitung dengan persamaan Darcy-Wisbach sebagai berikut.
Dengan keterangan:
hf = Kehilangan tekanan/ head loss (m)
k = Besarnya minor head lossv = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gaya gravitasi (m/s2)
hf = Kehilangan tekanan/ head loss (m)
k = Besarnya minor head lossv = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gaya gravitasi (m/s2)
Lalu untuk menentukan besarnya tekanan yang hilang dapat dihitung dengan rumus persamaan dibawah ini.
p = 0,0981 x hf x g
Dengan keterangan:
p = Tekanan (bar)
hf = Kehilangan tekanan/ headloss (m)
g = Gaya gravitasi (m/s2)
p = Tekanan (bar)
hf = Kehilangan tekanan/ headloss (m)
g = Gaya gravitasi (m/s2)
Perhitungan diatas sangat berguna dalam menentukan kekuatan pompa air yang dibutuhkan dalam instalasi perpipaan didalam maupun luar bangunan. Jadi, jika anda menginginkan seberapa besar tekanan air yang akan mengalir didalam instalasi pipa anda maka hal pertama yang harus dilakukan bukan membeli pompa dengan kekuatan tekanan yang besarnya sama seperti besar tekanan air yang anda inginkan namun, yang perlu dilakukan pertama kali adalah mendesain instalasi perpipaanya dan menghitung besarnya head loss yang akan terjadi pada instalasi perpipaan tersebut. Setelah itu baru tentukan besarnya kekuatan pompa dengan cara menghitung besarnya tekanan rencana ditambahkan dengan besarnya head loss. Dan jangan lupa untuk selalu gunakan pipa Rucika dengan berbagai macam fungsi dan keunggulan sebagai Solusi Total Sistem Perpipaan di Indonesia
sumber : Rucika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar