Minggu, 08 September 2019

Head Loss Pada Instalasi Pipa

Head Loss Pada Instalasi Pipa

Head Loss Rucika
Pada setiap instalasi pipa air bertekanan pasti akan mengalami head lossHead loss adalah penurunan tekanan pada fluida yang mengalir di dalam pipa. Head loss pada instalasi pipa disebabkan oleh beberapa hal, secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu major head loss dan minor head lossMajor head loss disebabkan oleh gesekan antara fludia yang mengalir dengan dinding pipa dan minor head loss disebabkan oleh beberapa hal antara lain, aliran masuk fluida ke dalam pipa (inlet), aliran keluar fluida dari pipa (outlet), sambungan pipa/ fitting atau sambungan pipa tanpa fitting/ butt fusion, dan yang terakhir katup/ valve. Dibawah ini merupakan gambar yang menjelaskan tentang posisi terjadinya head loss pada sebuah instalasi perpipaan.
Head Loss RucikaHead Loss pipa air
Major head loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan dari Hazen-Williams yang dapat dilihat dibawah ini.
Major head loss
Dengan keterangan:
hf        = Kehilangan tekanan/ head loss (m)
C         = Koefisien pipa (Pipa PVC, PE, PPR = 150)
Q         = Debit air (lt/s)
d          = Diameter pipa (mm)
L          = Panjang instalasi pipa (m)
Perhitungan diatas hanya berlaku untuk instalasi pipa lurus tanpa ada penggunaan fitting. Jika instalasi pipa terdapat fitting (belokan dan percabangan) ataupun terdapat aksesoris seperti valve maka perhitungan perlu ditambahkan koefisien kehilangan teknanan dari penggunaan fitting atau aksesoris pipa (minor head loss) yang besarnya disebut k value. k value atau nilai k dipengaruhi dari bentuk fitting, jenis fititng serta bentuk dari beberapa aksesoris perpipaan yang akan mempengaruhi aliran fluida yang ada didalam pipa. Nilai k adalah sebuah koefisien yang telah ditentukan oleh para ahli. Untuk menentukan besarnya minor head loss dapat dihitung dengan persamaan Darcy-Wisbach sebagai berikut.
persamaan Darcy-Wisbach
Dengan keterangan:
hf        = Kehilangan tekanan/ head loss (m)
k          = Besarnya minor head lossv          = Kecepatan aliran (m/s)
g          = Gaya gravitasi (m/s2)
Lalu untuk menentukan besarnya tekanan yang hilang dapat dihitung dengan rumus persamaan dibawah ini.
p = 0,0981 x hf x g
Dengan keterangan:
p          = Tekanan (bar)
hf        = Kehilangan tekanan/ headloss (m)
g          = Gaya gravitasi (m/s2)
Perhitungan diatas sangat berguna dalam menentukan kekuatan pompa air yang dibutuhkan dalam instalasi perpipaan didalam maupun luar bangunan. Jadi, jika anda menginginkan seberapa besar tekanan air yang akan mengalir didalam instalasi pipa anda maka hal pertama yang harus dilakukan bukan membeli pompa dengan kekuatan tekanan yang besarnya sama seperti besar tekanan air yang anda inginkan namun, yang perlu dilakukan pertama kali adalah mendesain instalasi perpipaanya dan menghitung besarnya head loss yang akan terjadi pada instalasi perpipaan tersebut. Setelah itu baru tentukan besarnya kekuatan pompa dengan cara menghitung besarnya tekanan rencana ditambahkan dengan besarnya head loss. Dan jangan lupa untuk selalu gunakan pipa Rucika dengan berbagai macam fungsi dan keunggulan sebagai Solusi Total Sistem Perpipaan di Indonesia

sumber : Rucika 

Cara Instalasi inlet fitting sirkulasi kolam renang Yang Benar


1. Instalasi inlet fitting

Instalasi pipa inlet fitting kolam renang harus berada diluar kontruksi kolam renang itu sendiri. Tidak direkomendasikan bahkan tidak diperbolehkan pipa berada dalam cor bagian tengah pembesian. Pemipaan harus melintang lurus menembus cor dari samping. Bukan mendatar di dalam bagian cor.

Hal ini bertujuan untuk mempermudah apabila terjadi kerusakan pipa, sehingga perbaikan tidak perlu membongkar cor / beton kolam renang. Pipa yang digunakan ber ukuran 1,5” untuk standard kolam renang konvensional. Berbeda bila kolam renang berukuran besar. Bisa menggunkan pipa 2-3” bahkan lebih besar juga dimungkinkan, tergantung dari ukuran dan kapasitas mesin pompa.

2. Penyambungan pipa inlet

Sparing pipa inlet yang sudah terpasang. Kemudian dikoneksikan ketiganya lalu tarik pipa ke ruang mesin. Tidak disarankan memasang inlet fitting dipasang pipa masing-masing. Hal ini bertujuan agar menghemat tempat diruang mesin serta mempermudah penyambungan. Bila keinginaan Anda menyambung agar gelembung air sama kekuatan dorongan / gelembung yang dihasilkan, Anda bisa menggunakan sistem instalasi hyder, dengan menggunakan pipa lebih besar.

3. Pembagian inlet fitting

Contoh: Pada kolam renang semi over flow dengan kekuatan pompa 1hp, panjang kolam renang 12 meter.

Titik inlet dibagi menjadi 3-4 titik, dengan sama "rata ukuran" antar jarak inlet. Mengarah ke gutter kolam renang, agar kotoran yang terapung terdorong ke balancking tank. Ketinggian titik inlet fitting kurang lebih antara 40cm-50cm dari nol plasa kolam renang. Pemasangan inlet terlalu dalam akan mengurangi kekuatan semburang / dorongan / kepulan air kolam renang. Sehingga air Nampak tenang dan sepi. Terkadang ada juga owner yang menginginkan ada suara gemericik air.

4. Gunakan pipa aw

Instalasi pipa inlet kolam renang ditaman sangat riskan patah. Baik karena pergeseran tanah waktu musim penghujan, maupun petugas kebun yang sedang mengolah / mengganti rumput menggunakan cangkul. Penggunaan pipa aw bertujuan agar kekuatan pipa tahan tekanan tanah lentur. Serta tidak langsung pecah bila terkena benda keras.

5. Pakailah nozzle inlet fitting

Sering kali saya menjumpai ada beberapa kolam yang memakai nozzle dengan doop pipa yang sudah dilubangi terlebih dahulu. Alangkah baiknya Anda membeli inlet fitting yang banyak tersedia di toko online maupun offline. Agar kolam renang lebih indah. Pemakaian doop untuk inlet sejauh yang saya ketahui, tidak ada masalah kalau lubang doop sesuai dengan kekuatan pompa. Namun apakah tidak lebih baik memakai yang memang difungsikan khusus untuk saluran inlet fitting. Rasanya itu lebih indah bila dipandang.

Sebagai tambahan, Jika Anda terkondisikan untuk instalasi pemipaan inlet fitting menggunakan knee T, sebaiknya pada ujung jalur inlet tambahkan pipa sepanjang 60cm, selanjutnya di dop agar distribusi semburan air bisa merata disetiap inlet.

Penggunaan pipa aw juga sangat aplicable bila Anda ingin memasang pemanas. Atinya pipa aw memiliki daya tahan terhadap panas jauh lebih baik dibandingkan jenis pipa yang lainnya namun dusarankan untuk air panas atau air dingin gunakan Pipa Jenis HDPE atau PPR.

Dari beberapa tentang instalasi pipa inlet fitting kolam renang di atas,  semoga bisa menjadi sebuah tambahan referensi dan gambaran Anda sebelum membuat kolam renang. Namun jika Anda tidak ingin repot, mungkin akan lebih baik bila Anda menggunakan jasa pembuatan kolam renang.

Atau paling tidak, konsultasi terlebih dahulu hal-hal yang terkait dengan pemipaan, agar instalasi kolam renang Anda bisa terselesaikan dengan baik dan benar. Kesalahan instalasi akan memakan biaya besar untuk memperbaikinya.

Dilapangan sering dijumpai kendala-kendala yang memang menyusahkan khususnya menyusahkan bagi perawatanya. Contoh kondisi kolam renang yang menyusahkan perawat kolam renang:
  • Vacuum berada pada dinding bawah kolam renang. 
  • Penggabungan maindrain dengan vaccum hanya menggunakan 1 valve. Oleh sebab itu saya sarankan menggunaakan jasa profesional yang anda percaya. 

Jangan sekali-kali membakar pipa instalasi dengan dalih miring dan susah untuk menyambung. Pembakaran pipa membuat cepat rapuh karena bagian luar pipa terkelupas. Bila sudah terlanjur dan sulit untuk disambung, gunakanlah knee. Kesalahan ini bisa diminimalisir dengan memastikan kembali sebelum pengecoran, separing pipa kuat saat tertimpa adukan cor.

dan dari segi seni juga sangat menggangu pemandangan serta mengurangi kepuasan petugas yang menyambung instalasi. Karena bekas pembakaran menyisakan noda hitam.

Pengenalan Treatment Chemical Kolam Renang dan kapan Penggunaanya

I. Disinfection

     - Recommended PH : 7,2 - 7,8
     - Calcium hypochlorite (powdered or granular chlorine) should not be used in hot spas
        as it may promote scaling on heat exchanger and on hot water control valves which
        may lead to scalding
     - Cyanurate chlorine (stabilised chlorine) should not be used in indoor pools.
     - Bromine more suited to indoor pools.

II. Water Circulation
   - Semua kolam renang,kecuali kolam jenis flow-through (kolam arus bukan ya?)
      seharusnya direncanakan untuk sirkulasi secara kontinyu.


III. Rupa-rupa
     - Ukuran balancing tank 6-8% dari volume kolam renang
     - Ukurang ruang filter 1sqm per 10000L air kolam renang, ukuran minimum 6'x6'. Tinggi ruang harus
        cukup  buat orang mengoperasikan dan perawatan.
      - Kedalaman standar kolam renang
         Kolam renang utama        : 4'
         Kolam renang anak-anak : 1,5'
         Jacuzzi                             : 2,5' - 3'
       - Sistem skimmer umumnya untuk kolam renang ukuran kecil (luas permukaan
          <=75sqm).
       - Cara menentukan ukuran kolam renang adalah sebesar 2sqm luas permukaan/pemakai.
       - Menentukan jumlah lampu berdasarkan 1x300W per 25 sqm luas permukaan kolam renang.


Sumber : http://pwtag.org/technicalnotes/27-balance-tank-design-for-deck-level-pools/

Perhitungan volume balancing tank/surge tank :
1. Bather surge (Luapan orang yang masuk kedalam kolam)
    Tidak bisa dihitung secara pasti karena dipengaruhi oleh jumlah orang yang renang
     dan tingkat aktivitasnya. Sebagai pedoman didasarkan pada 50% dari beban seluruh
     orang yang renang dengan satu orang untuk 80 liter air yang meluap.
2. Air buat bakcwash filter.
     Data yang pasti didapat dari pabrik pembuat filter. Sebagai pedoman bisa didasarkan
     pada laju backwash 30 m/h per m2 untuk selang waktu 5-7 menit.

Tabel pemilihan pompa dan filter kolam renang :



Lampu kolam renang idealnya diletakkan 50-75cm dari permukaan air, bukan dari tinggi kolam. Tujuannya untuk memudahkan perawatan dan mendapatkan efek pencahayaan yang maksimal. Sisakan 1-2 meter kabel untuk proses perbaikan di kemudian hari.

Lumen yang dibutuhkan untuk kolam renang sebesar 0.7 lumens/m2.

Lampu kolam renang harus mengarah ke luar rumah anda jangan mengarah ke dalam rumah. Selain menyilaukan, pemandangannya jadi tambah jelek.

Kapasitas satu set Nozzel Inlet berkisar antara 5 – 7 m3/jam

Standart flow rate yang biasa dipakai dalam menentukan besaran tanki filter kolam renang adalah 40 m3/jam/m2.

Penguapan air dalam test rendam adalah –> 1 s/d 1,5 cm x luas penampang kolam (bibir kolam) perhari. 

Usahakan pada setiap saat nilai PH dari air kolam renang harus ideal di 7,2 – 7,6 ppm 
pada skala Test Kit.
Jika nilai PH lebih besar dari 7,6 ppm maka tambahkan Dry Acid sedikit demi sedikit
hingga nilai PH menjadi ideal.
Pemberian Dry Acid paling banyak dengan dosis 1 kg / 64 m3.
Jika nilai PH lebih kecil dari 7,2 ppm maka tambahkanlah Soda Ash sedikit demi sedikit
hingga nilai PH menjadi ideal.
Setelah penambahan Dry Acid atau Soda Ash, air dalam kolam renang di sirkulasikan kembali, setelah 1/2 jam lalu di check lagi PH nya. Jika nilai PH nya belum ideal, tambahkanlah bahan kimia yang sesuai dengan petunjuk diatas.

CHLORINE Test:
Pengobatan Harian:
Residual Chlorine yang ideal untuk air kolam renang adalah 1,0 – 1,5 ppm.
Jika residual Chlorine kurang dari 1,0 ppm tambahkan Chlorine sedikit demi sedikit hingga menjadi ideal, dengan dosis 2 gram per m3 air untuk setiap satu ppm.
Jika residual Chlorine lebih dari 1,5 ppm, seyogyanya kolam jangan dipakai untuk berenang/mandi, tunggulah beberapa jam hingga residual Chlorine akan turun akibat penguapan.
Pemberian Chlorine sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang malam hari, sebab sinar matahari yang panas bisa mengurangi kadar Chlorine dalam air kolam renang.
Pengobatan Bulanan:
Pengobatan bulanan pada air kolam renang lazim disebut ‘Super Chlorination’ atau ‘Shock Treatment’.
Pada beberapa jenis dari lumut dan bakteri akan timbul kekebalan (imun) terhadap pemberian Chlorine yang berkadar rendah, oleh karena itu perlu pemberian Chlorine dengan kadar tinggi.
Shock Treatment ini dilakukan sebulan sekali.
Chlorine yang diberikan adalah 4 kali lipat dari rata-rata pemberian Chlorine untuk pengobatan harian.

PETUNJUK PEMAKAIAN CHLORINE & PH TEST
UNTUK PENJERNIHAN AIR KOLAM RENANG
Bersihkanlah kedua tabung Test Kit dengan air bersih beberapa kali.
Isilah kedua tabung tersebut dengan air kolam yang berada 30 cm dibawah permukaan air sesuai dengan garis tanda maksimal yang terdapat pada kedua tabung tersebut. Proses berikutnya harus terlindung dari sinar matahari langsung.
Masukkan 5 tetes OTO INDICATOR SOLUTION pada tabung A dan 5 tetes PHENOL RED INDICATOR SOLUTION pada tabung B. Tutuplah kedua tabung tersebut dengan kedua tutup tabung yang sudah tersedia , kemudian di kocok dan tunggu beberapa saat.
Bandingkanlah warna air dalam tabung A dengan warna standart pembanding A (CL).
Residual Chlorine yang ideal adalah 1,0 – 1,5 ppm.
Bandingkanlah warna air pada tabung B dengan warna standart pembanding B (PH).
PH yang ideal senilai 7,2 – 7,6 ppm.
Lakukan testing ini beberapa kali dengan tempat pengambilan air yang berbeda-beda.
Setelah digunakan, tabung Test Kit harus dicuci bersih.

PERHATIAN:
Residual Chlorine yang lebih tinggi dari 1,5 ppm dan nilai PH yang tidak ideal dapat menyebabkan peradangan pada mata dan kulit.
Hindarilah sinar matahari pada Indicator Solution.
Contoh air setelah testing tidak boleh dimasukkan kedalam kolam.